ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN DAN KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN MAMUJU

https://doi.org/10.37476/jbk.v11i1.3076

Authors

  • Ashar Ashar Program Pascasarjana Magister Manajemen, STIE Nobel Indonesia Makassar
  • Muhammad Idris Program Pascasarjana Magister Manajemen, STIE Nobel Indonesia Makassar
  • Haeranah Haeranah Program Pascasarjana Magister Manajemen, STIE Nobel Indonesia Makassar

Keywords:

pendapatan, kemandirian, faktor sosial ekonomi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap terhadap pendapatan dan kemandirian pembudidaya rumput laut di  Kabupaten Mamuju.  Penelitian ini didesain dengan menggunakan  jenis penelitian kombinasi model atau desain sequantial explanatory.  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembudiyaya rumput laut  di Kabupaten Mamuju sebanyak 1.485 orang orang.  Penentuan jumlah sampel sebanyak 10 % dari total populasi, sehingga  sampel sebanyak 148 pembudidaya rumput laut. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Modal merupakan variabel yang berpengaruh  terbesar terhadap kemandirian pembudidaya sebesar 55,6% ; (2) Luas lahan merupakan variabel kedua yang berpengaruh terhadap kemandirian sebesar 45,2% ; (3) Jumlah tanggungan merupakan variabel ketiga yang berpengaruh  terhadap kemandirian sebesar 29,9% ; (4) Interaksi pendidikan dan penyuluhan  merupakan variabel keempat yang berpengaruh terhadap kemandirian sebesar  24,4% ; (5) Pengalaman merupakan variabel kelima yang berpengaruh terhadap kemandirian sebesar  24,3% ; (6) Umur merupakan variabel keenam yang berpengaruh terhadap kemandirian pembudidaya sebesar 18,5% ; (7) Intensitas penyuluhan merupakan variabel ketujuh yang berpengaruh terhadap kemandirian pembudidaya  sebesar 14,1% ; (8) Pendidikan merupakan variabel kedelapan yang berpengaruh terhadap kemandirian pembudidaya sebesar 11,8%.

References

Amien, M., (2005).Kemandirian Lokal. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anonim.(2004). Jaminan Pasar, Modal Petani Keluar dari Kemiskinan.Laporan Utama Buletin Petani, Juni 2004.

Arfah, A. (2021). The Effect of Labor, Private Investment and Government Investment on Productivity in the Industrial Sector. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(1), 50-60.

Arfian,Muhammad dan Wijonarko, Arman. (2000). Kondisi dan Tantangan Ke Depan Sub Sektor Tanaman Pangan di Indonesia. Prosiding pada Simposium Keempat Jurnal Agribioche, ISSN 1343-9073.

Aslan, M. Laode. (2004). Budidaya Rumput Laut. Kanisius, Yogyakarta.

Dahliah, D. (2022). BAWASLU Budgeting Mechanism on The Election of Regional Chiefs: Case Study of South Sulawesi. Golden Ratio of Social Science and Education, 2(1), 01-11.

Dahliah, D., & Nur, A. N. (2021). The influence of unemployment, human development index and gross domestic product on poverty level. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(2), 95-108.

Daniel, Moehar. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Elizabeth, R dan Darwis, V., (2003).Karakteristik Petani Miskin dan Persepsinya Terhadap Program JPS di Propinsi Jawa Timur.SOCA.Bali.

Elpisah, E., Suarlin, S., & Yahya, M. (2021). Klassen Typology and Williamson Index to Measure Macroeconomics in South Sulawesi Province. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(1), 37-49.

Fauzi, Noer. (2007). Petani dan Penguasa, Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia. Kerjasama INSIST, KPA dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Gusty, Andi. (2002). Prospek Pengembangan Persuteraan Alam di Kabupaten Wajo. Tesis PPS Unhas Tidak Dipublikasikan.

Hasan, I. (2000). Analisis Produksi Kopi di Desa Mbenti Kecamatan Minyambow Kabupaten Monokwari. http:.www.bppt.litbang deptan.go.id. Akses 2 Januari 2012.

Hernanto, F. (2000).Petani Kecil, Potensi dan Tantangan Pembangunan. Ganesa. Bandung.

Islamiah, N., Rahmatia, R., Paddu, H., & Zamhuri, M. Y. (2021). Direct and Indirect Effect of Macro Economic Factors in the West of Indonesia. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(1), 13-24.

Ismawan, Bambang. (2003). Kemandirian, Suatu Refleksi. Jurnal Ekonomi Pembangunan Th II No 3 Mei 2003.

Januardi, Erwin. (2000). Faktor Internal dan Eksternal Petani dalam Peminjaman Kredit Umum Pedesaan.Department of Agribisnis - student-research.umm.ac.id. Akses 2 Januari 2012

Kartasasmita, Ginandjar, (1996). Pembangunan Untuk Rakyat, Cides, Jakarta.

Kasryono, Faisal, dan Togar A. Napitipulu. 1991. Sistem Informasi dan Pengolahan Data Menopang Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Makalah disampaikan pada Simposium Mengubah Pertanian Tradisional dalam pembangunan jangka Panjang Tahap Kedua, di IPB, tanggal 18-19 Pebruari 1991.

Kordi, Ghufran. (2000). Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut dan Tambak. Andi Offset, Yogyakarta.

Lisnawati. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kemandirian Petani Agroforestry. Tesis PPS Unhas Tidak Dipublikasikan.

Mahaputra, IK dan Rubiyo,(2006). Kajian Irigasi Embung terhadap Usaha Tani Jagung di Lahan Kering Kabupaten Buleleng. http:.www.bppt.litbang deptan.go.id. Akses 2 Januari 2011.

Mahdalena, M., Haliah, H., Syarifuddin, S., & Said, D. (2021). Budget Accountability in The Perspective of Habermas Communicative Action Theory. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(2), 61-72.

Mamboai, H. (2003). Sistem Pengelolaan Usaha Tani Kopi di Kabupaten Yapen Waropen. http:.www.bppt.litbang deptan.go.id. Akses 2 Januari 2012.

Mar’at. (2001), Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya.Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mardikanto, Totok. (1993). Dasar-Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian UNS Press. Surakarta.

Mardikanto,T dan Sutarni, S. (2005). Petunjuk Penyuluhan Pertanian. Usaha Nasional Surabaya Indonesia, Surabaya.

Martatmidjaja.(2000). Kemandirian Petani. Jurnal Ekonomi Pembangunan http://www.ekonomika.com.Akses 25 Mei 2011.

Mubyarto dan Santosa, Awan. (2003). Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Th II No 3 Mei 2003.

Mubyarto, (2004).Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mudjijo.(2000). Memantapkan Penyuluhan Pertanian di Indonesia.Makalah disampaikan dalam Kongres Partisipasi I di Subang, Jawa Barat.

Musmulyadi, (2007).Membangun Kesadaran dan Keberdayaan Petani.Diakses dari Internet tanggal 14 Maret 2011.

Ngongu, N.A. (1997). Memberdayakan Petani Menuju Pertanian Nasional Yang Mandiri dan Berdaya Saing. Prosiding Konferensi Nasional VII Perhepi, Denpasar 9-11 Agustus 1997.

Nurland, F. (2006). Revitalisasi Penyuluhan Pertanian Era Millenium III. Makalah yang disampaikan pada Pertemuan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Makassar 29 Juli 2006.

Padmanegara, Salmon. (2005). Petani Bukan Orang Bodoh, Pandangan Etikalisme.http://www.pikiran –rakyat.com/cetak/htm. Akses 20 Mei 2011.

Payne, M., (1997).Modern Social Work Theory.Second Edition.McMilan Press Ltd. London.

Purwanto; Mat Syukur; dan Pudji Santoso, (2007).Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Di Jawa Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Malang. Jawa Timur.

Rohadin, R. (2021). Public Service Quality Improvement Strategy by Cirebon City Government Regarding the Granting of Trade-Business-License. Golden Ratio of Social Science and Education, 1(2), 109-120.

Saptana, T; Pranadji; Syahyuti dan Roosganda, E.M., (2003).Transformasi Kelembagaan untuk Mendukung Ekonomi Kerakyatan di Pedesaan. Laporan Penelitian. PSE. Bogor.

Saragih, Bungaran, (2002). Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Menghadapi Abad ke 21.http/www. 202. 159. 18. 43/jsi.htm (online). 10 Oktober 2011.

Sastraatmadja, Entang. (1994). Ekonomi Pertanian Indonesia, Masalah, Gagasan dan Strategi. Angkasa, Bandung.

Siregar, Amelia Nani. (2003). Perencanaan dan Aktivasi Sumberdaya Manusia di Sektor Pertanian. Term paper, IPB, Bogor.

Soebiyanto, F.X. (1998). Peranan Kelompok dalam Mengembangkan Kemandirian Petani dan Ketangguhan Berusaha Tani. Disertasi Tidak Dipublikasikan. PPS IPB, Bogor.

Soekartawi, (1998). Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Suhardjo. (2000). Desentralisasi Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan serta Implikasinya terhadap Program Pelatihan. Kerjasama Deptan Proyek Desentralisasi Penyuluhan Pertanian dan PT Amurwata Pranata Consultan, Jakarta.

Sujarmoko, Ferry dan Agus. (2008). Pembentukan Modal Petani Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Jurnal Ristri, Vol 1 (1) 2008.

Sukarno. (2007). Pengembangan Penyuluhan Berorientasi Agribisnis. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Sulaeman, Suhendar. 2006. Pengembangan Agribisnis Rumput Laut Melalui Model Klaster Bisnis. Jurnal Infokop Nomor 28 tahun XXII.

Syahyuti, (2003).Bedah Konsep Kelembagaan : Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Tambunan, Tulus. (2006). Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia. Beberapa Issu Penting. Ghaia Indonesia, Jakarta.

Taylor, D.R.F; dan McKenzie.(1992). Development from Wihins.Routledge.Chapter 1 dan 10. London.

Van den Ban dan Hawkins. (1999). Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

Wastutiningsih, (2000).Quo Vadis Penyuluhan Pertanian Indonesia. Makalah Seminar Bulanan yang diselenggarakan Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan (P3PK) UGM, 13 April 2000.http://www.Deptan.go.id. Akses 25 April 2007.

Wikipedia, (2007). Pengertian Petani. http://id.wikipedia.org/wiki/petani. Akses 20 Mei 2011.

Wirjono. (1999). Paradigma Komunikasi Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Masyarakat. Makalah Seminar Nasional Pembangunan Pertanian pada Millenium III, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. http://www.Deptan.go.id. Akses 25 April 2011.

Zuraida, D dan J. Rizal (ed), (1993). Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan : Pokok-Pokok Pemikiran Selo Soemardjan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Published

2022-10-19

How to Cite

Ashar, A., Idris, M., & Haeranah, H. (2022). ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN DAN KEMANDIRIAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN MAMUJU. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 11(1), 01–12. https://doi.org/10.37476/jbk.v11i1.3076